I.
TUJUAN PRAKTIKUM
1. Untuk mengetahui beberapa daun sempurna dan tidak sempurna
2. Untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk daun
yang termasuk daun sempurna dan daun tidak sempurna
II.
LANDASAN TEORI
1. MORFOLOGI DAUN SECARA UMUM
Masing-masing dedaunan yang tumbuh di berbagai tumbuhan di
dunia ini memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut ditunjukkan
dari berbagai hal, yaitu bentuk daun keseluruhan, bentuk ujung dan pangkal
daun, permukaan daun, dan tata daunnya (Tabel 1).
No
|
Istilah
|
Penjelasan Istilah
|
Bentuk Daun
|
||
1
|
Deltate
|
Bentuk delta, menyerupai bentuk
segitiga sama sisi
|
2
|
Elliptical
|
Ellips, bagian terlebar di bagian
tengah daun
|
3
|
Elliptical Oblong
|
Berbentuk antara ellips sampai
memanjang
|
4
|
Lanceolate
|
Bentuk
lanset, panjang 3-5 x lebar, bagian terlebar sekitar 1/3 dari pangkal dan
menyempit di bagian ujung daun
|
5
|
Oblong
|
Memanjang, panjang daun sekitar 2
½ x lebar
|
6
|
Oblong lanceolate
|
Berbentuk antara memanjang sampai
lanset
|
7
|
Oblong obovate
|
Berbentuk antara memanjang sampai
bulat telur sunsang
|
8
|
Oblong cylindric
|
Berbentuk antara memanjang sampai
silindris (bulat)
|
9
|
Oblong elliptic
|
Berbentuk antara memanjang sampai
ellips
|
10
|
Oblonceolate
|
Bentuk lanset sungsang
|
11
|
Obovate
|
Bentuk bulat telur sungsang
|
12
|
Orbicular
|
Bundar, panjang sama dengan lebar
|
13
|
Ovate
|
Bentuk bulat telur, bagian
terlebar dekat pangkal daun
|
14
|
Reniform
|
Bentuk ginjal, pendek dan lebar,
seperi daun waru
|
Pangkal dan Ujung Daun
|
||
1
|
Accuminate
|
Meruncing
|
2
|
Acute
|
Runcing
|
3
|
Cuneate
|
Bentuk segitiga sungsang (baji)
|
4
|
Obtuse
|
Tumpul
|
5
|
Rounded
|
Bundar, membusur penuh
|
6
|
Truncate
|
Terpotong
|
Permukaan Daun
|
||
1
|
Glabrous
|
Tanpa rambut, gundul, licin
|
2
|
Pubescens
|
Berbulu pendek, lembut
|
3
|
Rugose
|
Berkeriput, tulang daun tenggelam
|
4
|
Tomentose
|
Berambut seperti wool, ikal
|
Tata Daun
|
||
1
|
Alternate
|
Berseling, hanya satu helai daun
melekat pada setiap buku, daun tertata mengitari ranting seperti spiral
|
2
|
Opposite
|
Daun
berpasangan dan berhadapan (bersilang) pada lingkaran ranting (buku) yang
sama
|
3
|
Sub-opposite
|
Modifikasi
dari alternate, dimana daun tertata sehingga tampak seperti bersilang
(opposite)
|
4
|
Verticillate
|
Lebih
dari dua daun pada buku yang sama (berlingkar)
|
Sumber:
Istomo et al. (1997)
Agar dapat dipahami secara lebih
jelas, macam-macam bentuk daun jika digambarkan adalah sebagai berikut:
Adapun macam-macam bentuk permukaan
daun adalah sebagai berikut:
Bentuk ujung, pangkal, dan tepi daun
pun berbeda-beda seperti yang digambarkan oleh gamber berikut:
Daun sebagai organum nutritivum
mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Memungkinkan terjadinya resorbsi
(pengambilan zat-zat makanan terutama yangberupa zat gas CO2).
2. Memungkinkan terjadinya asimilasi
(pengolahan zat-zat makanan).
3. Memungkinkan berlangsungnya respirasi
(pernafasan).
4. Memungkinkan berlangsungnya transpirasi
(penguapan air).
Kelengkapan daun bisa terlihat dengan
adanya bagian-bagian seperti vagina(pelepah), petiolus (tangkai daun), dan
lamina (lembaran daun). Daun lengkap dapat kitajumpai pada beberapa macam
tumbuhan, misalnya : pohon pisang (Musa paradisiaca L),pohon pinang (Areca
catechu L. ), bambu (Bambusa sp.), dan lain-lain. Tumbuhan yangmempunyai daun
yang lengkap tidak begitu banyak jumlah jenisnya.Kebanyakan tumbuhan mempunyai
daun yang kehilangan satu atau dua bagian dari tigabagian tersebut diatas. Daun
yang demikian dinamakan daun tidak lengkap.Mengenai susunan daun yang tidak
lengkap ada beberapa kemungkinan :
a. Hanya terdiri atas tangkai dan
helaian saja, contoh : nangka (Artocarpusintegra Merr. ), mangga ( Mangifera
indica L. )
b. Daun terdiri atas pelepah daun dan
helaian, conyoh: padi (Oryza sativa L.),jagung (Zea mays L.)
c. Daun hanya terdiri atas helaian saja
tanpa pelepah dan tangkai, contoh :biduri (Calotropis gigantea R.Br. )
d. Daun hanya terdiri atas tangkai
saja, contoh : Acacia auriculiformis A. Cunn.
Keadaan
daun dapat dilihat dari mengenal faktor identifikasi daun, yaituCircumscriptio
(bentuk daun), apex (ujung daun), basis (pangkal daun), nervus (Tulangdaun),
margo (pinggiran daun), dan intervenum (daging daun). Lebih detailnya bisa
dilihatdari daftar lampiran gambar.
Tumbuhan
bila ditinjau dari keadaan foliumnya, ada yang mempunyai daun tunggal
(foliumsimplex) dan daun bersusun/majemuk (folium compositum). Perbedaannya
adalah sebagaiberikut :
a. Waktu tumbuh
–
Foliolum pada setangkai daun
majemuk tumbuhnya bersamaan
–
Daun-daun tunggal pada sebuah ranting
pertumbuhannya pada waktuyang berlainan.
b. Waktu gugur
–
Foliolum pada daun majemuk gugurnya pada waktu
yang relatif bersamaan, kalau pun yang gugurnya secara selembar demi
selembar maka petiolous communisnya atau tangkai daunnya bersamanya
akangugur pula.
–
Daun
tunggal pada suatu ranting berguguran pada waktu yang berlainansampai ranting
sampai ranting itu gundul sekalipun, ranting tersebut akantetap melekat pada
cabang atau batang tumbuhannya.
c. Ada tidaknya kuncup ketiak (gemma
axilaria)
–
Pada anak daun F. Compositum pada axilarianya
(ketiaknya) tidakterdapat kuncup ketiak
–
Pada
daun tunggal, pada axilarianya terdapat kuncup ketiak
d. Ada tidaknya kuncup akhir (gemma
terminalia)
–
Pada F. Compositum di bagian ujungnya tidak
terdapat kuncup akhi
–
Pada
F. Simplek di bagian ujung rantingnya kuncup akhir dapat tumbuh.
III.
PEMBAHASAN
A. DAUN SEMPURNA / DAUN LENGKAP
1.
Daun
pisang (Musa paradisiaca L.)
Klasifikasi :
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub
kelas : Zingiberidae
Ordo : Zingiberales
Famili :
Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa paradisiaca
KARAKTERISTIK TUMBUHAN
Seperti halnya daun tebu dan daun bambu, daun pisang juga merupakan daun
yang lengkap karena
terdiri dari pelepah daun (vagina) yang saling membalut dengan daun yang lain, tangkai daun
(petiolus) dan helaian daunnya (lamina) lebar dengan bangun daun yang berbentuk jorong (ovalis atau
ellipticus), ujung daun dan pangkal daunnya tumpul (obtusus), dan
tepi daunnya rata (integer).
Daging daun pisang seperti kertas (papyraceus atau chartaceus),
pertulangan daun menyirip (penninervis). Pada permukaan daun bagian atas
terasa licin (laevis) karena berselaput lilin. Warna daun pisang pada
bagian atas adalah hijau tua dan hijau pucat pada bagian bawah, bangun daunnya
jorong, ujung daunnya tumpul, pangkal daun membulat, tepi daun rata.
Daun pisang (Musa acuminata) merupakan jenis daun tunggal
dan termasuk daun sempurna karena bagian daunnya lengkap terdiri dari pelepah
dauh, tangkai daun dan helaian daun. Daun pisang memiliki ujung daun (apex
folli) yang membulat, pangkal daun (basis folli) yang berlekuk, tepi daun
(margo folli) yang rata, bangun daun (circumscroipto) berupa lanset, daging
daun (intervenium) seperti kertas, pertulangan daun (nervatio) yang menyirip,
warna daun pada bagian atas berwarna hijau tua dan bagian bawahnya berwarna
hijau muda yang mengkilat, serta bagian bawahnya berselaput lilin. Daun pisang
termasuk daun lengkap.
EFEK FARMAKOLOGI
Daun pisang dapat mengurangi penguapan cairan karena
terdapat lapisan lilin. Daun ini juga menimbulkan sensasi dingin pada kulit
tubuh, tidak melekat pada luka, dan mempunyai permukaan yang luas sehingga
dapat melingkupi semua bagian tubuh. Pada penelitian yang dilakukan oleh Evi
Rohmatun yang berjudul ”Sifat Fisis dan Efek Salep Ekstrak Daun Pisang Muda
(Musa Paradisiaca, Linn) Terhadap Penyembuhan Luka Bakar Pada Kulit Punggung
Kelinci” ekstrak daun pisang muda membantu penyembuhan luka bakar dengan hasil
yang cukup signifikan.
2.
Daun talas ( Xanthosoma Roseum)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arales
Famili : Araceae
Genus : Xanthosoma
Species : Xanthosoma roseum
KARAKTERISTIK TUMBUHAN
Daun talas juga merupakan daun yang lengkap karena terdiri dari pelepah daun (vagina),
tangkai daun (petiolus) dan helaian daunnya (lamina) lebar
dengan bangun daun yang berbentuk
perisai, ujung daunnya tajam dan pangkal daunnya tumpul (obtusus), dan
tepi daunnya rata (integer).
Daging daun talas seperti kertas (papyraceus atau chartaceus),
pertulangan daun menyirip (penninervis). Pada permukaan daun bagian atas
terasa licin (laevis) karena berselaput lilin. Warna daun talas pada
bagian atas adalah hijau tua dan hijau pucat pada bagian bawah.
EFEK FARMAKOLOGI :
Umbi
talas memiliki efek farmakologis anti pembengkakan (antiswelling). Kandungan
kimia yang ada dalam tumbuhan ini adalah zat besi, kalsium, garam fosfat,
vitamin A dan B. Bagian yang bisa dipakai adalah daun, umbi, dan seluruh
tumbuhan. Selain itu talas juga mengandung banyak karbohidrat dan protein yang
terkandung dalam umbinya sedangkan daunnya dipergunakan sebagai sumber nabati.
B. DAUN TIDAK SEMPURNA / DAUN TIDAK
LENGKAP
1. Daun mangga (Mangifera indica L.)
Klasifikasi :
Kingdom :
Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas :
Magnopsida
Sub Kelas :
Rosidae
Ordo :
Sapindales
Famili :
Arnacardiaceae
Genus :
Mangifera
Species : Mangifera indica
KARAKTERISTIK TUMBUHAN
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang daunnya tidak
lengkap karena hanya terdiri dari tangkai
(petiolus) dan helaian daun (lamina) saja. Bangun daunnya
memanjang, ujung daun meruncing, dan pangkal daunnya tumpul. Tumbuhan ini
memiliki daging daun kulit atau belulang dengan tepi daun yang rata (integer).
Pada daun mangga, pertulangan daunnya menyirip (penninervis)
pada permukaan atas dan bawah daunnya berbingkul. Daun mangga berwarna hijau
tua pada bagian atas dan hijau muda pada bagian bawah.
Bangun daun mangga adalah jorong, ujung daunnya meruncing
namun untuk bagian pangkal daunnya runcing saja, tepi daunnya rata tanpa
gelombang. Daging daunnya tipis seperti kertas dan pertulangannya menyirip,
tulang daun pada daun mangga sangat jelas dan tebal mulai dari ibu tulang daun
hingga anak tulang daun. Permukaan daun bagian atas dan bawahnya sama-sama
licin. Untuk warna daunnya bagian atas daun berwarna hijau agak tua disbanding
bagian bawahnya.
EFEK FARMAKOLOGI :
Para ahli meyakini mangga adalah
sumber karotenoid yang disebut beta crytoxanthin, yaitu bahan penumpas kanker
yang baik. Mangga juga kaya vitamin antioksidan seperti vitamin C dan E. Satu
buah mangga mengandung tujuh gram serat yang dapat membantu sistem pencernaan.
Sebagian besar serat larut dalam air dan dapat menjaga kolesterol agar tetap
normal.
Mangga memiliki sifat kimia dan efek farmakologis tertentu, yaitu bersifat pengelat (astringent), peluruh urine, penyegar, penambah napsu makan, pencahar ringan, peluruh dahak dan antioksidan. Kandungan asam galat pada mangga sangat baik untuk saluran pencernaan. Sedangkan kandungan riboflavinnya sangat baik untuk kesehatan mata, mulut, dan tenggorokan.
Mangga pun berkhasiat membantu menyembuhkan berbagai penyakit, diantaranya radang kulit, influenza, asma, gangguan pengelihatan, gusi berdarah, radang tenggorokan, radang saluran napas, sesak napas dan borok. Selain itu juga bisa mengatasi bisul, kudis, eksim, perut mulas, diare, mabuk perjalanan, cacingan, kurang nafsu makan, keputihan, gangguan menstruasi, hernia dan rematik.
Mangga memiliki sifat kimia dan efek farmakologis tertentu, yaitu bersifat pengelat (astringent), peluruh urine, penyegar, penambah napsu makan, pencahar ringan, peluruh dahak dan antioksidan. Kandungan asam galat pada mangga sangat baik untuk saluran pencernaan. Sedangkan kandungan riboflavinnya sangat baik untuk kesehatan mata, mulut, dan tenggorokan.
Mangga pun berkhasiat membantu menyembuhkan berbagai penyakit, diantaranya radang kulit, influenza, asma, gangguan pengelihatan, gusi berdarah, radang tenggorokan, radang saluran napas, sesak napas dan borok. Selain itu juga bisa mengatasi bisul, kudis, eksim, perut mulas, diare, mabuk perjalanan, cacingan, kurang nafsu makan, keputihan, gangguan menstruasi, hernia dan rematik.
Mangga ditanam untuk
buahnya. Daun mangga mengandung senyawa
organic tarakserol-3 beta dan ekstrak etil asetat yang bersinergis dengan
insulin mengaktivasi GLUT4 dan menstimulasi sintesis glikogen, sehingga dapat
menurunkan gejala hiperglisemia. Untuk mengobati asma, influenza berat. Sangat
baik untuk saluran pencernaan dan melindungi tubuh dari serangan infeksi juga
mengurangi kelebihan panas dalam.
2. Daun
Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Geraniales
Famili : Oxalidaceae (suku belimbing-belimbingan)
Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa bilimbi
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Geraniales
Famili : Oxalidaceae (suku belimbing-belimbingan)
Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa bilimbi
KARAKTERISTIK TUMBUHAN
Daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) merupakan jenis daun majemuk. Daun majemuk tangkainya bercabang-cabang dan pada satu cabang terdapat lebih dari satu helaian daun. Daun belimbing wuluh merupakan daun tidak sempurna karena tidak memiliki bagian daun dengan lengkap. Permukaan atas daun belimbing wuluh berwarna hijau tua dan terdapat bulu-bulu halus dan permukaan bawahnya berwarna hijau muda. Tepi pada daun belimbing wuluh rata (etire), dagingnya seperti kertas dan lumayan tipis (papiraceus), dan susunan tulang daunnya menyirip (penninervis). Ujung daun belimbinng wuluh meruncing (acutus) sedangkan pangkal daunnya membulat (rotundatus)
Daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) merupakan jenis daun majemuk. Daun majemuk tangkainya bercabang-cabang dan pada satu cabang terdapat lebih dari satu helaian daun. Daun belimbing wuluh merupakan daun tidak sempurna karena tidak memiliki bagian daun dengan lengkap. Permukaan atas daun belimbing wuluh berwarna hijau tua dan terdapat bulu-bulu halus dan permukaan bawahnya berwarna hijau muda. Tepi pada daun belimbing wuluh rata (etire), dagingnya seperti kertas dan lumayan tipis (papiraceus), dan susunan tulang daunnya menyirip (penninervis). Ujung daun belimbinng wuluh meruncing (acutus) sedangkan pangkal daunnya membulat (rotundatus)
EFEK FARMAKOLOGI :
Belimbing wuluh memiliki rasa asam dan
bersifat sejuk.Pada bagian batang mengandung saponin, tanin, asam format,
glukosida, kalsium oksalat, sulfur dan peroksida.Pada bagian daun mengandung
tarlin , sulfur, asam format, peroksidase, kalsium oksalat, dan kalium sitrat.
Efek farmakologis Blimbing wuluh diantaranya menghilangkan sakit, memperbanyak pengeluaran empedu, anti radang, peluruh kencing, dan pelembut wajah.
Efek farmakologis Blimbing wuluh diantaranya menghilangkan sakit, memperbanyak pengeluaran empedu, anti radang, peluruh kencing, dan pelembut wajah.
IV.
BAHAN DAN CARA KERJA
·
Bahan :
1. Daun Lengkap : Xanthosoma Roseum (Daun Talas), Musa acuminate (
Daun Pisang)
2. Daun Tidak Sempurna : Averrhoa Bilimbi (Belimbing Wuluh),
Magnifera Indica (Mangga)
·
Cara
Kerja :
–
Siapkan
seluruh bahan berupa daun sempurna dan tidak sempurna
–
Deskripsikan
Morfologi dari daun sempurna maupun tak sempurna
–
Buatlah
gambar daun sempurna dan tak sempurna, beserta bagian-bagiannya
–
Bandingkan
Hasil Pengamatan Dengan Sumber Pustaka
–
V.
ANALISA
1. Daun tunggal mempunyai arti yaitu
hanya terdapat satu daun pada tangkai daun, pertumbuhannya terbatas dan tidak
mempunyai kuncup pada ujungnya.
2. Daun
lengkap adalah daun yang memiliki bagian berupa pelepah daun (vagina),
tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Daun lengkap
terdapat pada daun pisang (Musa paradisiaca L.), daun talas (Xanthosoma
Roseum)
3. Daun tidak lengkap mempunyai 3
kemungkinan yaitu :
a.
Daun
bertangkai : hanya memiliki tangkai daun dan helaian daun saja. Contohnya :
mangga (Mangifera indica L.)
b.
Daun
berupih atau berpelepah ; hanya memiliki upih dan helaian daun saja. Contohnya:
suku rumput-rumputan.
c.
Daun
duduk (sessilis), hanya terdiri dari helaian saja, tanpa memiliki
tangkai dan pelepah (upih).
d.
Daun
hanya terdiri dari tangkai saja, yang bisa menyerupai seperti helaian daun.
4. Contoh daun yang tidak lengkap yaitu
: daun mangga (Mangifera indica L.), daun belimbing Wuluh
(averrhoe Bilimbi), Dll.
VI.
KESIMPULAN
Pada praktikum V ( morfologi daun
sempurna dan tak sempurna ) kita dapat mengklasifikasikan berbagai jenis
tumbuhan yang memiliki atau berjenis daun sempurna ataupun tak sempurna.dan
juga untuk mengetahui morfologi dari bagian-bagian daun sempurna dan tak
sempurna.
VII.
DAFTAR PUSTAKA
http://ghinaghufrona.blogspot.com/2011/08/morfologi-daun.html
http://www.bi.itb.ac.id
Buku
Petunjuk Praktikum Botani Farmasi
Makasih ya atas informasi yang diberikan sangat bermanfaat gan...
BalasHapusSalam kenal gan dari Manisan kolang kaling